Ponorogo Gowes Jemu'ah Bengi, kopdar, gowes bareng, kampanye dan gerakan mengajak masyarakat Ponorogo untuk bersepeda yang dijadwalkan sebulan sekali setiap hari Jum'at malam, minggu ke IV..
Halal bi halal KSP 8 Juli 2018, Bendo Bike Park Sawoo yang diselengarakan oleh Gabungan Goweser Ponorogo Tenggara Godolan, Gosong, DMC, Goperet, Argon, Borongan, BRJ.
Goweser Rusia yang berkunjung ke Indonesia, touring dari Jakarta menuju Bali dan singgah di beberapa kota termasuk Ponorogo pada Kamis 7 Februari 2019, disambut oleh Goweser Ponorogo dan Wonogiri yang mengawal dari perbatasan Jateng-Jatim.
Suka, duka dan pengalaman menarik dengan bersepeda:
Menurut saya, bersepeda dapat memperbaiki suasana hati dan tentunya banyak teman banyak saudara, bersepeda dapat meningkatkan mood, menghilangkan stres, bersepeda juga sarana transportasi efisien. Mengendarai sepeda ke tempat kerja ataupun ke tempat 'hang out,' tak hanya membakar kalori, namun juga dapat menyegarkan hari yang dibebani seabrek aktivitas.
Seperti pengalaman menarik gowes saya dibawah ini: Minggu pagi yang cerah... Seperti biasa minggu pagi selalu berencana untuk gowes, waktu itu sudah janjian bersama teman-teman untuk gowes bareng, tujuan waduk Bendo Sawoo. Jam 06.00 sudah kumpul lalu berangkat gowes bersama lewat jalur Ngsinan - Mbibis - Berbo ke timur dan melewati tanjakan Sudirman kata teman-teman, tanjakannya mantap hehe. Ngak kuat ya nuntun hehe.
Setelah sampai tujuan waduk Bendo, disana istirahat dan memesan makanan dan kopi disalah satu warung yang ada disana sambil bercerita tantang tanjakan yamg dilalui tadi.
Sehabis itu semua sudah, kita semua kembali lewat jalan turus, turun dengan mulus dan menggembirakan. Saat itu saya sepedahan berjejer sama temen gowes, sambil berbincang-bincang kurang fokus, nah nggak taunya bruuukk... aku terjatuh penyebab jatuhnya karena senggolan setir sama temanku tadi. Celana bagian lutut robek dan lutut ku berdarah.
Itu semua tidak mengurangi rasa traumanku dalam bersepedah. Ya itu tadi sedikit cerita, pesan saya, selalu berhati-hati dalam bersepedah dan safety yang paling penting. Salam gowes !
Terimakasih
komunitassepedaponorogo.com - Semakin menjamurnya pesepeda dan Komunitas, Klub sepeda di Ponorogo memberikan semakin berwarnanya dunia pergowesan yang ada di Ponorogo. Mulai sekitar pertengahan tahun 2016 sampai sekarang perkembangannya luar biasa pesat, apalagi dengan semakin mudahnya menerima akses informasi dari media sosial.
Secara tidak langsung pesatnya perkembangan dunia persepedahan (sebut: goweser) memberikan nilai positif kepada masyarakat, baik secara ekonomi, sosial budanya dan politik. Sebagai contoh kecil secara ekonomi, banyak sekali, individu (masyarakat) selain sebagai goweser mereka juga sebagai penjual sepeda ataupun part-part dan asesoris sepeda, kalau dalam bahasa candaan teman-teman goweser, "Level karir tertinggi seorang goweser memang mbakul wal mblantik pit, tapi tidak semua bakul adalah goweser aktif" saya kutip dari tulisan Om Januaji(Sepeda Besi, Apa Istimewanya?), itu sebagai bukti secara tidak langsung memberikan nilai positif dalam bidang ekonomi dan banyak sekali contoh-contoh lainnya. Dari segi sosial, budanya dan politik tidak perlu saya sebutkan disini.
Saya akan sedikit memberikan penjelasan tentang logo Warok Pancal Pedal (WPP), banyak sekali mungkin dari teman-teman Goweser Ponorogo khususnya, yang belum mengetahui tentang apa itu logo WPP.
logo WPP pertama kali dibuat tahun 2016, ide pembuatan Logo Warok Pancal Pedal (WPP) adalah Om Udin pada rapat admin pembuatan jersey KSP 2016, akhirnya disepakati untuk dipasang pada Jersey KSP 2016 dan seterusnya bertujuan sebagai identitas Goweser (pesepeda) yang berasal dari kota Ponorogo. Logo WPP mulai terkenal pada Pomade #1 (Ponorogo MTB Adventure ke 1) 2017 salah satunya digunakan untuk kaos/jersey team leader.
logo Warok Pancal Pedal merupakan logo dari Komunitas Sepeda Ponorogo yang digunakan sebagai identitas goweser yang berasal dari Ponorogo, WPP bukan merupakan klub atau komunitas yang berdiri sendiri, logo ini didesain oleh Om Udin dan Om Ranggi.
Penulis Pak Unting | Editor Pak Unting *) Bloger, Vloger, Goweser
Nama klub atau Komunitas:RCC dan RBC (Reog Cycling Community dan Reog Bike Community)
Suka, duka dan pengalaman menarik dengan bersepeda:
Bersepeda itu selain olahraga mengasikan, bisa menjangkau tempat tempat yg indah dan mengesankan yg tidak bisa dijangkau oleh kendaraan lain. Asyiknya bersepeda itu selain bercanda sama kawan-kawan menambah pengalaman lingkungan (alam sekitar) dan menambah banyak teman. Terkadang ada kendala seperti ban bocor ditengah tengah hutan dan lupa bawa peralatan, disitulah kita melatih kesabaran.
Tetap semangat..!
Menyusuri jalan berliku
Mencari belahan jiwa
Wahai belahan jiwaku
Aku pasti menemukanmu
Hangatnya mentari
Mengisi relung hatiku
Belahan jiwaku
Aku selalu merindukanmu
Kidung jomblowan "one for all" Febri, Pipin, Aris, Kemad, Ilham Benteng Pandem 2016 __________________________
komunitassepedaponorogo.com - Benteng Van Den Bosch terletak di Jalan Untung Suropati, Pelem, Kecamatan Ngawi, Jawa timur, lokasinya sangat strategis mudah dijangkau kendaraan dan termasuk jantung Kota, sekitar 1 Km ke arah timur laut dari kantor Pemerintahan Ngawi. Benteng Van Den Bosh oleh masyarakat sekitar lebih dikenal dengan nama Benteng Pendem karena bangunanya lebih rendah dari tanah sekelilingnya, Pendem (bahasa jawa) artinya terpendam.
Menurut beberapa sumber pada abad 19 sebelum Benteng ini dibangun merupakan pusat pertahanan Belanda pada perang Dipnegoro (1825-1830) dan menjadi pusat perdagangan Jawa Timur kala itu. Benteng Pendem dibangun pada tahun 1839-1845, dihuni oleh tentara Belanda 250 orang bersenjatakan bedil, 6 meriam api dan 60 orang kavaleri dipimpin oleh Johannes van den Bosch.
Kini Benteng Pendem dijadikan destinasi wisata sejarah dikunjungi wisatatawan lokal dan manca negara termasuk kami goweser tak mau ketinggalan juga untuk mengunjungi wisata sejarah ini.
Pada tanggal 15 Mei 2016, kami berlima Aris, Pipin, Ilham, Kemad dan saya sendiri (tukang cekrek) gowes ke Benteng Van Den Bosch Ngawi. Start dari Ponorogo jam 05:00 Wib finish jam 10:00 Wib, sekitar 60 km, lima jam perjalanan kami lalui dalam keceriaan, kebersamaan, persaudaraan dengan teman-teman, menikmati setiap kayuhan karena bukan target waktu yang kami kejar untuk sampai tujuan.
Sampailah dipintu gerbang masuk Benteng Pendem, Sebelum masuk lokasi kami harus membayar tiket, selelah masuk kami berkeliling melihat bangunan benteng yang memukau bangunnya khas bergaya Eropa dan Romawi lengkap dengan beberapa perlengkapan pertahanan.
Seperti biasa gowes tidak lengkap kalau tidak foto-foto, GCU (Gowes Cekrek Upload) itulah motto kami he he he. Menurut saya tempatnya cocok untuk hunting foto, banyak sekali view yang bisa kita jadikan latar belakang bernuansa klasik dan megah. Oh iya kami juga bersamaan dengan pengunjung lain yang lagi foto
prewed, nah... ini yang bikin kami nyesek dan ambyar yah... kami kan jomblowan, apalagi itu si Aris yang gampang baperan bermuka melas sudah ngebet pengen nikah ngk kuat nahan nafsu katanya wkwkwkwkwk....
Kami di Benteng Pendem cukup lama selain tempatnya sejuk, kita bisa ngasih makan burung merpati yang sengaja dipelihara, pokonya asik gaes... kalau nggak percaya kesini deh. Yang bikin menarik lagi kami bertemu wisatawan cewek-cewek cantik yang lagi duduk-duduk ditanah lapang dekat Benteng, dengan secepat kilat Aris langsung nyamperin... wah parah si Aris main tikung aja hadew..., tak mau kalah Kemad untuk menarik simpati, dengan sepeda exrada 5 menunjukan atraksinya eh... malah terjungkal dan menjadi ketawaan kami semua wkwkwk asik pokonya gokil gaes... he he he....
Akhirnya kami berkenalan bertukar nomor whasapp, alamat, bercanda, mengobrol kesana kemari sampai mendengar pengakuan masih jomblo dari mereka... wah semakin kami semangat untuk mendekati dan berkenalan lebih jauh, biasalah kami kan jomblowan akut, ups..."wah kesempatan neh... "mungkin ini jodoh saya" dalam hati. Sebelum berpisah kami foto-foto terlebih dahulu, syahdu gaes..., sebagai kenang-kenangan kami foto bersama dan berjanji suatu saat ketemuan lagi disini. Akhirnya kami berlima pulang kembali perjalanan ke Ponorogo dengan membawa harapan benih-benih cinta yang bersemi dan berkembang suatu saat "harapan kami kala itu". Aamiin.
Selalu ada cerita disetiap kayuhan, mana cerita Gowesmu Gaes... :D
Suka, duka dan pengalaman menarik dengan bersepeda:
Menurut saya bersepeda adalah salah satu kegiatan olahraga yang menyenangkan dan menyehatkan dan menjadi salah satu sarana untuk bersillaturrahmi.
Pengalaman paling menarik adalah saat pertama kali mencari trek Gunung Gajah - Njoli waktu itu jalanya masih sangat sempit dan banyak ilalang yang hanya bisa dilalui untuk jalan kaki saja bagi para peladang di Desa setempat mulai dari jatuh dari sepeda, kesasar sampai kelaparan tapi kalau bersama teman-teman goweser yang lain, semua itu jadi terasa asik dan menjadi sebuah kenangan tersendiri buat kita. semoga dengan bersepeda bisa mempererat tali sillaturrahmi. Salam gowes.
komunitassepedaponorogo.com - Sepeda yang kita kenal ada beberapa jenis, ada DH, Am, Xc, Road bike atau mungkin ada beberapa jenis yang lainnya, saya akan sedikit bercerita khususnya aliran sepeda vintage atau sepeda jadul, yang jelas bukan aliran Sunda Empire yang baru saja heboh ya..hhhhhhhhh.
Ok.....sebenarnya apa sih sepedah vintage?, sepedah vintage ini dulunya bisa dibilang sepeda yang jaya pada masanya, vintage sendiri hanya sebutan pada era sekarang, dulu orang menyebutnya juga sepeda gunung seperti sekarang, karena ada banyak pilihan gear disepedanya, kalau di era sekarang yang paling banyak dipakai sepeda federal, yakni sepeda produksi dalam negeri yang sempat berjaya di Negeri sendiri, tapi tidak jarang temen-temen gowes dengan merek lain, ada Polygon, Miyata, Kuwahara atau merek lainnya.
Alasan mengapa di era sekarang masih saja diminati untuk diajak gowes, macam-macam alasan yang saya dengar dari sesama pecinta sepeda vintage (besi), ada yang bernostalgia karena dahulu waktu sekolah sepedanya sama, ada juga yang lebih memilih sepeda vintage karena lebih enteng dikayuh dijalan aspal dan masih banyak alasan kenapa mereka masih menyukainya.
Ohh iya... untuk di Ponorogo sendiri sudah ada beberapa orang yang penghobi sepeda vintage lebih khususnya dengan merek federal, pernah juga gowes bareng dengan komunitas sekarisidenan Madiun atau biasa disebut Pakde Karmadi, kalau temen-teman punya sepeda serupa jangan buru-buru dijual atau dirongsokan, lebih baik dikasihkan ke kita-kital, hehehe (guyon lurrr).
Selamat bersepeda ria kawan... semoga selalu bisa menikmati alam Indonesia dengan bersepeda.. jaga selalu alam ini...
Penulis Febrian Enggi | Editor Febrian Enggi, Pak Unting
komunitassepedaponorogo.com - Ok teman-teman Assalamu'alaikum kali ini saya akan berbagi cerita acara Gobar SEGO "Semanding Gowes Adventure Ponorogo" yang bertema "Jelajah Bumi Among Rogo".
Kami dari GOKASBAT (KSP Ponorogo Barat), Rencana mau berangkat dengan empat orang , Saya sendiri, Mas Muklis, Pak Agung dan Mas Region, ternyata diluar rencana yang telah dipersiapkan, Mas Muklis ngk jadi ikut wah bouruk... padahal sudah dibelikan tiket, akhirnya hanya tiga orang yang berangkat.
Berangkat jam 5:00 wib langsung menuju lapangan Semanding Kecamatan Jenangan Ponorogo, setelah sampai mempersiapkan sepeda dan apesnya tiketnya lupa ngk kebawa gaes.... bouruk ini, akhirnya cari lagi tiket di venue untuk dua orang, Saya dan Pak Agung karena Mas Region dibawa sendiri tiketnya.
Start sekitar jam 7:00 wib semua peserta mulai menyusuri jalur gobar yang panjangnya sekitar 25 km, dari lapangan semanding belok kiri arah Ngebel sekitar 1 km, belok kanan turunan dan tanjakan yang lumayan menguras tenaga tembus jalan aspal belok kanan menyusuri perkampungan, persawahan, belok-belok dan muter-muter pokoknya gaes.., dengan kobinasi jalur aspal, cor-coran, tanjakan dan turunan tipis.
Selama perjalanan Mas Region sudah jauh didepan meninggalkan kami (Saya dan Pak Agung), sampai ditanjakan Gunung Dangean. Disini banyak ketemu dengan teman-teman goweser, canda tawa kami lalui, saut menyaut kata- kata lucu Segone wes mateng? Semongkone endi?, SPG ne wes macak? yah sekedar candaan diwaktu istirahat untuk menghilangkan rasa lelah... :D
Pak Agung mulai lelah gaes... mengajak putar balik mencari jalan pintas padahal baru 9,4 Km, akhirnya mau saya ajak nanjak pelan-pelan jalur gunung Dangean, sampai puncak, turunan istirahat sebentar dipos air minum.
Perjalanan dilanjutkan arah Mlilir jalur sebagian onroad arah menuju kawasan hutan Gunting Desa Kradinan Dolopo Madiun, melewati turunan jembatan, naik jalur single track, offroad masuk hutan Gunting wah... Jalurnya becek gaes..... licin lagi... mau ngk mau harus tutun bike wekeke...,
Semakin masuk beberapa puluh meter dalam hutan jalurnya semakin asik, semak-semak hutan jati yang rimbun dan sejuk, sempat was-was juga seh...dilihat dari vegetasinya kemungkinan besar habitat ular hijau ekor merah (Trimeresurus albolabris), high venom dan di Indonesia belum ada SABU nya (Serum Anti Bisa Ular) ngeri... Gaes..., apalagi Pak Agung sering berhenti disemak-semak kakinya kram lah, tanganya pegal-pegal lah, bokong panas lah, celanya sobek lah, komplek dah... pokoknya, tapi ngk apa-apa serunya memang disitu sambil menikmati perjalanan.
Setelah keluar dari kawasan hutan Gunting sampailah pada Pos Semongko, disini Pak Agung hilang lagi entah kemana, (mungkin mencari ... wekeke) bouruk...!, setelah saya cari-cari ngk sengaja ketemu dengan Pak Udin ngobrol sebentar tanya-tanya ternyata Pos semangka ini merupakan taman wisata, masih termasuk wilayah Desa Kradinan, hemm asik juga...lanjut... foto-foto ditaman dan dipaksa diajak Pak Agung foto dengan mbk-mbk yang cantik, biar ngk kuciwo saya mau hick..., setelah itu melanjutkan perjalanan masih 5 km lagi gaes,,,finishnya. huf... :(
Sekitar jam 11:00 alhamdulillah finish...
walaupun terakhir nyampeknya wkwkwkwkwkwk. :D
Untuk yang males baca silahkan tonton video youtubnya ya .. :D jangan lupa Subcribe, like, komen dan share :D
Terima kasih
Note:
Yang mengesankan menurut saya yaitu: Jalur offroad masuk kawasan hutan Gunting Kradinan Dolopo Madiun, suasanya asik adem, single track, tanahnya sebagian besar tidak blekuk, tidak jemek mantap poll pokoknya.
Overall acara Gobar SEGO "Jelajah Bumi Among Rogo" sudah bagus dilihat dari track atau jalurnya, memang ada berapa hal yang kurang tapi itu menurut saya masih "wajar" , semoga kedepanya lebih baik lagi. Tetap semangat..!!!.
"Secara pribadi dan Kami atas nama Komunitas Sepeda Ponorogo
Mengucapkan Selamat MILAD ke 1 SEGO Semanding Gowes Adventure Ponorogo
Sukses selalu tetap semangat, semoga tambah kompak, semoga bisa mengkampayekan, menularkan virus-virus gowes ke masyarakat khususnya yang ada di Ponorogo"
salam gowes...
Salam Warok Pancal Pedal...
Penulis Pak Unting | Editor Pak Unting *) Bloger, Vloger, Goweser
Berbicara tentang sejarah perkembangan sepeda MTB (Multi Terrain Bike), tentu tak bisa dilepaskan sebuah era dimana hampir semua frame sepeda MTB terbuat dari bahan besi (Hi-Ten Steel). Sebelum kemajuan teknologi memperkenalkan aluminium dan serat carbon sebagai unsur utama frame sepeda, besi telah lama merajainya. Tapi itu masa lalu, sudah lama sekali.
Nah di saat lagi boomingnya sepeda hardtrail, full suspension, roadbike, dll yang berbobot sangat ringan seperti yang terjadi saat ini, ternyata masih ada saja goweser yang tetap setia menggunakan sepeda berat (besi dan cromoly) produksi sekitar tiga dasawarsa yang lalu, atau lebih tepatnya kisaran tahun 1990. Baik sebagai pendamping sepeda lain yang lebih 'baru', maupun sebagai sepeda utama dan bahkan satu-satunya. Salah satunya saya sendiri :D
Ada beberapa alasan saat seseorang lebih memilih untuk tetap menggunakan sepeda MTB vintage. Yang pertama adalah sugesti kenyamanan. Bagi yang telah lama menikmati MTB sejak era frame besi, tentu tubuhnya sudah terbiasa pada geometri sepeda besi yang cenderung touring style. Mereka akan kesulitan untuk beradaptasi dengan model sepeda sekarang yang sebenarnya lebih menunjang untuk aksi yang lebih impresif dan mobilitas lebih tinggi, serta speed bianter. "Paling nyaman ki tetep sepeda wesi", begitu mereka biasa berujar. Istilah kasarnya: boyok e wis kadung fanatik hehe
Alasan kedua adalah romantisme masa lalu. Masa muda atau bahkan masa kecil. Bagi sebagian orang, kenangan adalah sejarah yang jika diingat akan memunculkan emosi tertentu. Beberapa kawan (seangkatan) saya mengaku masih terkenang saat pertama memiliki sepeda pada waktu mereka SD/SMP. Sekitar tahun 1990an awal. Tentu saja sepeda pertama yang mereka punyai adalah sepeda besi. Ada yang dari merk terkenal dalam dan atau luar negeri, ada yang produk industri kecil lokalan. Ada yang dibelikan orang tuanya, hadiah dari paman/ bibinya, ada pula yang mendapatkannya sebagai doorprize saat orang tuanya membeli sepeda motor. Sebagian berhasil merawatnya hingga kini, sebagian lagi ngangkrak di kandang, dihibahkan, terjual, ter-rosok-kan, dll, tapi pada akhirnya mereka rebuild lagi, hunting lagi, karena kenangan yang tak pernah hilang hehe..
Yang juga termasuk pada kategori ini adalah dendam penasaran di masa lalu, dimana dulu dia tidak mempunyai kesempatan untuk memiliki sepeda MTB karena banyak alasan misalnya orang tua tidak mampu membelikan karena memang sepeda jenis MTB harganya lebih mahal dibanding yang lain. Saat keadaan sudah memungkinkan, kesempatan sudah ada, dibelilah sepeda tersebut. Tanpa menghiraukan jaman yang sudah semakin maju, tanpa peduli sudah berbuntut, istri cemberut, dll..
Dan tak bisa dipungkiri bahwa mereka yang terjebak kenangan inilah yang akhirnya membuat harga sepeda vintage merk tertentu melambung tinggi. Berapapun harganya asal hati senang akan ditebus. Bahkan sepeda yang masih dipakai orang pun kadang dipepet dan ditawar haha parah parah.
Alasan lain adalah karena faktor ekonomis. Sepeda besi vintage bekas siap pakai pastinya cenderung lebih miring harganya. Keinginan untuk beraktivitas sepeda seperti orang lain tentunya harus disesuaikan dengan kondisi kantong. Tidak perlu memaksakan. Yang penting tujuan olahraga sehat tecapai. Sehat lahir-batin, sehat jiwa, raga, dan neraca. Apa bagusnya sepeda mehong kalau keluh kesah tentang cicilannya sampai terungkapkan hihihi
Satu lagi, goweser cenderung mempertahankan kepemilikan MTB besi Vintage karena dianggap mempunyai nilai seni tinggi dan fleksibilitas tampilan yang cukup variatif. Sepeda jenis ini bisa dimodifikasi kedalam bentuk aliran sepeda yang lain sesuai kebutuhan dan kebiasaan gowes. Bisa dimodif sepeda touring dengan part dan aksesoris lengkap mulai rak pannier, vender, dll. Bisa juga disulap menjadi roadbike dengan ban kecil, stang lengkung dan u-brake. Ada juga yang menjadikannya berpenampilan layaknya sepeda hardtrail masa kini dengan groupset kelas premium dan disk brake hidrolis. Mengutak-atik sepeda, modif berbagai gaya, itu sama mengasyikkannya dengan gowes. Saya sendiri menyeting sepeda besi saya sebagai sepeda hybrid dengan ban 700 x 35c karena lebih sering digowes di jalan aspal tapi dengan speed suuantai poll hehe.
Lantas, bagaimana dengan jawaban dari judul artikel ini? Tentang keistimewaan sepeda besi?
Sebenarnya keistimewaan utama dari sepeda besi adalah mampu memberikan efek sehat bagi pemilik yang rajin dan konsisten menggowesnya.
Tapi.. bukankah jawaban ini juga berlaku untuk semua jenis sepeda???!!!
Memang hehe.. karena sebenarnya apapun sepedanya, selama dia mampu memberi manfaat kepada pemiliknya, penggowesnya, maka dia adalah sebuah sepeda istimewa. Baik itu manfaat kesehatan, pertemanan, dan wawasan pengetahuan. Manfaat keuangan? Boleh juga tapi itu bonus. Level karir tertinggi seorang goweser memang mbakul wal mblantik pit, tapi tidak semua bakul adalah goweser aktif kwkwkwkwk.
Intinya apapun sepedanya, marilah kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Terutama untuk menabung salah satu aset hari tua yang tak akan ternilai harganya, yakni kesehatan jiwa dan raga.
Salam gowes, salam dua pedal, salam mancal, salam sehat..
Boleh saling membulli asal tidak makan hati hehe..
Penulis Janu Federal | Editor Pak Unting *) mantan blogger. pecinta pitwesi
komunitassepedaponorogo.com - Dalam rangka ulang tahun pertamanya Semanding Gowes Adventure menyelengarakan gowes bareng "Jelajah Bumi Among Rogo", Minggu (23/02/2020) dikuti oleh sekitar 1000 Goweser, dari berbagai klub dan komunitas sepeda yang berasal dari dalam dan luar Ponorogo.
Gowes bareng ini dihadiri oleh Camat Jenangan Erni Haris Mawanti, S.Sos, M.si yang memberangkatkan peserta dan para undangan.
Start dan finish di lapangan Desa Semanding Kecamatan Jenangan Ponorogo, menempuh jarak sekitar 25 Km peserta gowes antusias manjajal rute yang disiapkan panitia, menyisiri pegunungan, perkampungan, hutan, sawah sekitaran Kecamatan Jenangan, bahkan sampai kawasan hutan Gunting Desa Kradinan Kecamatan Dolopo Madiun.
Menurut Agung goweser dari Ponorogo barat "Rutenya menarik menantang dan menyenangkan walaupun sempat ngos-ngosan ditanjakan, tapi tetap semangat " tuturnya, hal serupa juga dikatakan Denny dari klub JCC Ponorogo "yang jelas tadi sempat mbalap sampai keringat bercucuran tapi top banget rutenya tidak jemek " uangkapnya.
komunitassepedaponorogo.com - Bukit Cumbri terletak di Perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah, tepatnya di Desa Pager Ukir, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo dan Desa Kepyar, Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri.
Untuk bisa sampai ke Bukit Cumbri ada tiga jalur yang bisa dilalui yang pertama lewat Desa Pagerukir, yang kedua lewat Desa Kepyar dan yang ketiga bisa lewat Prongkol tapi jalur ini jarang dilewati.
Bukit Cumbri memiliki ketinggian kurang lebih 500 mdp dengan pemandangan yang indah, kalau cuaca cerah kita bisa melihat kota Ponorogo dan Wonogiri. Selain didatangi oleh wisatawan dari Ponorogo, wisatawan dari luar kota pun banyak, termasuk para pendaki, pecinta alam yang biasanya mereka camping untuk melihat sunset dan sunrise, kalau musim hujan bisa menikmati kabut pagi yang begitu memukau seperti diatas awan Gaes....
Selain Wisatawan, Pendaki dan Pecinta Alam tak ketinggalan Goweserpun juga banyak yang berpetualang ke Bukit Cumbri, untuk goweser sebetulnya banyak jalur yang bisa dilewati kalau mau jalur onroad aspal dan cor-coran semen bisa lewat Desa Keprar Purwantoro dan Desa Pagerukir Sampung, kalau pengen liwat jalur onroad, cor-coran kombinasi offroad bisa lewat Jalur hutan Kucur.
Jalur Cumbri Desa Kepyar.
Jalur Cumbri Desa Kepyar bisa dikatakan jalur yang paling panjang tetapi mempunyai pemandangan yang memukau selama perjalanan, dari arah Ponorogo bisa lewat Jalan Raya Ponorogo-Purwantoro, sampai Desa Biting, perbatasan Jawa Timur - Jawa Barat (PAL), petigaan barat PAL belok kanan arah Desa Kepyar, tinggal mengikuti petunjuk arah yang sudah disediakan.
Setelah sampai pintu masuk jalur Cumbri Desa Kepyar, untuk para goweser, sepeda bisa dititipkan diparkiran atau bisa dibawa keatas. Dari sini perjalanan bisa dilanjutkan dengan mendaki melewati jalan setapak dan tebing yang tidak begitu curam sampai pos 1, ada foto booth untuk berselpi ria dengan sepeda tentunya. Dari pos 1 bisa dilanjutkan ke Pos 2 dengan jalur yang mulai menanjak, dengan pemandangan yang indah kalau kita menengok ke kanan dan kekiri bisa melihat Desa-desa yang ada dibawah dan pohon jambu mente, kalau lagi musin kita bisa memetiknya, tapi harus minta ijin yang punya ya gaes.....
Dari Pos 2 perjalanan dilanjutkan ke Pos 3, yang membawa sepeda tetap semangat karena dari pos 2 ini, jalur semakin menanjak, mendaki bukit pertama sebelum puncak bukit Cumbri, tapi ada bonusnya dengan pemandangan yang sangat indah, tempatnya seperti lapangan dengan rerumputan dan angin yang lumayan kencang, kalau beruntung sebelum sampai bisa ketemu moyet dibalik batu dan pepohonan.
Perjalanan kita lanjutkan ke puncak Bukit Cumbri, sekali lagi yang membawa sepeda tetap semangat... yaa.. ganbate... !!!. Dari pos 3 jalur untuk sampai ke pucak semakin menanjak, full tracking, yang membawa sepeda mau tidak mau harus dipangkul karena jalurnya mendaki sisi bukit yang terjal dengan jalan setapak, berkelok, batuan mudah runtuh, dengan sisi tebing yang lumayan curam harus konsentrasi, tetapi jangan kuatir kita bisa menikmati keindahan alam yang mempesona dan merasakan semilir angin dan aroma khas rerumputan hutan, jangan melewatkan kesempatan ini untuk manarik nafas dalam-dalam selama perjalanan, tapi jangan kaget juga, ketika manarik nafas dalam-dalam, mencium bau yang tidak sedap karena disekitarnya banyak moyet berkeliaran, tentunya banyak juga kotoranya. kel kel kel kel... :D .
Setelah sampai dipuncak Bukit Cumbri kita bisa menikmati keindahan alam yang memukau, terasa diatas awan, kita bisa melihat dari atas, perkampungan, jalan-jalan yang berkelok, desa-desa, sawah, hutan yang membentang luas... mak yesss.....
Bukit Cumbri memiliki dua puncak, puncak yang menghadap ke barat dan puncak yang menghadap ke timur, kalau beruntung pada hari-hari libur kita bisa menjumpai penjual minuman dan gorengan dan bisa ketemu dengan wisatawan atau pendaki lain. Pengalaman beberapa kali lewat jalur ini pada waktu mengantar teman gowes yang lagi galau karena jomblo (15/01/2017), menjumpai penjual gorengan dan wisatawan dari luar kota dan alhamdulillah mereka berkenalan dengan salah satu atau salah dua wisatawan sebut saja namanya Mawar dan Melati, walaupun akhirnya tidak berjodoh. :D hick...
Suka, duka dan pengalaman menarik dengan bersepeda:
Nama saya Abie, umur 9 tahun, sekolah kelas 3 di SDIT Hadlonah Darussalam Gontor. Saya sulung dari 2 bersaudara anak Pak Haries Kadier. Mulai suka main sepeda sejak saya usia 3,5 tahun saat masih play group.
Oleh ayah saya sering diajak bersepeda melalui jalur hutan dan jalan desa. Bersepeda menurutku sangat menyenangkan, selain sehat saya bisa berkenalan dan dapat banyak kenalan para senior.
Banyak pengalaman berkesan yang saya temui disaat gowes, salah satunya pada saat ikut Jambore MTB Indonesia 2020 di Gunung Bromo, alhamdulillah bisa lolos full jalur.
Nama klub atau Komunitas: Goweser UMPO (Goweser Universitas Muhammadiyah Ponorogo)
Suka, duka dan pengalaman menarik dengan bersepeda:
Suka: Gowes membuat tubuh saya ideal walaupun saya banyak makan :D
Duka: Saat cidera atau ada tubuh yang lebam. Tapi, it's oke yang penting ketawa aja dulu :D
"Olahraga adalah hobi saya, bersepeda salah satunya.
Dengan bersepeda saya mendapatkan perjalanan yang menarik, bisa saya nikmati dan saya ceritakan karena energi positifnya. Selain menyenangkan, bersepeda juga dapat menyehatkan, menambah kebugaran badan dan meningkatkan metabolisme tubuh".
komunitassepedaponorogo.com - Semakin menjamurnya Goweser di Ponorogo memunculkan atlit-atlit bersepeda, yang dulunya tujuan bersepeda hanya untuk hoby, olahraga atau kumpul-kumpul, sekarang sudah bergeser untuk prestasi.
Salah satunya Goweser asal Ponorogo, kecintaanya pada dunia sepeda sudah sejak kelas 4 Sekolah Dasar, Pria kelahiran Ponorogo 10 Maret 2001 ini memiliki segudang prestasi.
Nama lengkapnya Rizal Angga Rista, umur 18 tahun siswa SMK Sore 1 Ponorogo jurusan TKJ. Selain sebagai pelajar, disela-sela kesibukanya masih menyempatkan diri untuk bersepeda, mengikuti event-event gowes bahkan mengikuti kejuaraan atau lomba-lomba bersepeda didalam ataupun diluar Ponorogo.
Prestasi telah ditelorkanya, selain juara goweser tercepat pada event-event gobar, Rizal, pangilan akrabnya juga menyabet beberapa gelar antara lain:
Juara 3 XC best time lap, Sawoo Ponorogo 8 Juli 2018.
Juara 1 mini downhill Tapak Bimo bike park, Duri Ponorogo 2019.
Juara 2 XC race mtb fulsus, Ponorogo 22 Desember 2019.
Juara 2 dan medali perak XC race, Wonogiri 29 Desembaer 2019.
Juara 4 Xc Race Violet Block 21, Kediri 26 Januari 2020.
Hampir semua track atau jalur sepeda yang ada di Ponorogo telah ditaklukanya, mulai dari yang ringan sampai yang extrim, "pokoe mancal kecuali pas ora, bersepeda itu menyehatkan, banyak teman, dari hoby bisa jadi prestasi..." ungkapnya, saking cintanya dengan sepeda, kalau ditanya tentang hubungan cinta, "sudah punya pacar atau belum?, ternyata masih jomblo, jawabnya.
Hemmm..... auo... auo... auo... kel... kel... kel... kel... kel...
Komunitas Sepeda Ponorogo - Dalam bersepeda tentunya kita akan menemui beberapa jalur, ada jalan tanjakan, turunan atau pun jalan yang datar, bagi sebagian rekan goweser jalan tanjakan adalah jalan yang menyebalkan, bagaimana tidak, kita harus mengayuh lebih kuat dan pastinya menguras tenaga.
Dalam hal ini gear ratio sepeda kita sangat mempengaruhi dalam hal kita gowes di tanjakan.
Ada banyak macam2 gear ratio yang sudah di sediakan oleh pabrikan , gear ratio sendiri terdiri dari chainset (gear depan ) dan cassette (gear belakang). Dalam pembahasan ini saya akan menjelaskan untuk gear belakang saja atau sproket belakang, Oke... banyak diantara teman-teman gowes di awal tahun 2013 untuk sproket belakang 7 speed atau 8 speed, dan sampai tahun 2020 ini sproket pun sudah semakin macam varian, untuk yang saya ketahui sudah ada 11 speed.Nah bagaimana kalau sepeda kita masih 7 speed??? apa harus upgrade 11 speed???
Semakin banyak sproket semakin mahal pula uang yang harus kita keluarkan, belum lagi kita harus upgrade shiter(pemindah ratio gear), rd , free hub juga harus ganti.Sebenarnya bagi yang punya uang lebih upgrade berapa speed pun gak masalah, tapi kalau dana kita sedikit ada beberapa tips yang bisa kita lakukan, kita cukup ganti sproket 7 speed biasa dengan 7 speed megarange.
Sproket standart untuk 7 speed biasanya ukuran 14T - 28T (ukuran gear dari yang terkeci sampai terbesar) sedangkan 7 speed megarange ukuran 14T - 34T, perbedaannya cukup banyak , kalo untuk 7 speed megarange yang membedakan ada gear yang terbesar standart 28T dan yang megarange 34T.
Untuk buat gowes di jalan tanjakan sudah sangat terasa perbedaannya, cukup ganti sproket nya saja gowes tanjakan seakin entenggggg...Saran aja ya....biar pun kita memakai sproket dengan ukuran berapapun, kalo capek di tanjakan, istirahat aja, tuntun sepeda juga gak haram hukum nya. hhhhhhhhh,,
Salam gowes......
komunitassepedaponorogo.com - Dalam beberapa tahun terakhir olah raga bersepeda di Ponorogo semakin ramai, hampir tiap hari bisa ditemui goweser melintas dijalan sekitaran Ponorogo. Bersepeda sekarang telah menjadi tren, menjadi sebuah style atau gaya hidup.
Selain digemari oleh kaum Adam, kaum Hawa pun sekarang sudah banyak yang besepeda , bergowes ria di Kota-kota, di Desa-desa ataupun mengikuti event-event gobar di dalam dan di luar Ponorogo, bahkan ada yang mengajak Putra/Putrinya ikut bersepeda, salah satunya adalah Om Jito, beliau ini sering mengajak Putrinya (Gendis) pada event-event gowes yang ada di Ponorogo bahkan sering ikut lomba Pushbike di luar Ponorogo.
Mau tau profil Gendis si goweser cilik yang imut dan manis?, simak profil lengkapnya dibawah ini:
Nama lengkap: Gendis Khumaira Althafunnisa, tempat dan tanggal lahir Ponorgo 10 April 2015, saat ini usianya (4 tahun 10 bulan), Putri dari pasangan Bapak Masjito dan Ibu Rofiah yang beralamat di Desa Kauman, Sumoroto Ponorogo.
Lomba sepeda yang pernah diikuti:
Pushbike Piala Raja SRI SULTAN HB X, Jogja 4-5 Agustus 2018.
Pushbike Grand Prix 2019, Lippo Plaza Jogja 17 Maret 2019.
Lawu Pushbike Competition 2019, Palur Plaza Karanganyar 22 Desember 2019.
Pada 23 Februari 2020 akan ikut Pushbike Competition di Lapangan Gulun Madiun.
Nah.... Jika Om, Tante ingin mengetahui keseharian Gendis, Subciber chanelnya "youtube gendis gemol"
Sebagian foto-foto Gendis pada beberapa event gowes:
komunitassepedaponorogo.com - Rogowangi ke 41 merupakan yang istimewa karena bertepatan dengan hari Jum'at tanggal 31 Januari 2020, minggu ke empat tanggal terakhir bulan Januari 2020, yang seharusnya tanggal 27 Desember 2019 karena cuaca hujan maka diundur bulan Januari 2020.
Rogowangi ke 41 diikuti oleh sekitar 30 goweser dari berbagai tempat di Ponorogo, titik kumpul dan start blok-M jalan aloon-aloon utara Ponorogo finish centra Industri jalan Trunojoyo Ponorogo menempuh jarak sekitar 15KM dengan rute: Aloon-alon - Jalan Gajah Mada - Tonatan - Jeruk Seng - Pasar Pon - Jalan Batoro Katong - Pasar Legi - Tambak Bayan - Finish Centra Industri Jalan Trunojoyo.
Rogowangi ke 41 ini diikuti oleh tiga goweser dari Madiun yang kebetulan berada di Ponorogo yang akan mengikuti acara gowes tanggal 1 Februari 2020, setelah finish seperti biasa kumpul ngopi dan sharing berbagai hal positif sebagian ada yang langsung pulang.
ROGOWANGI (Ponorogo Gowes Jemu'ah Bengi) di Kota lain namanya Last Friday Ride (LFR) adalah agenda kopdar, gowes bareng, kampanye dan gerakan mengajak masyarakat Ponorogo untuk bersepeda yang dijadwalkan sebulan sekali setiap hari Jum'at malam, minggu ke IV. Untuk umum bisa diikuti oleh semua Goweser Ponorogo dan sekitarnya.