Rabu, 26 Februari 2020

Cinta yang terkontaminasi, gowes Benteng Van Den Bosh Ngawi ninggal janji


Tetap semangat..!

Menyusuri jalan berliku
Mencari belahan jiwa

Wahai belahan jiwaku
Aku pasti menemukanmu

Hangatnya mentari
Mengisi relung hatiku
Belahan jiwaku
Aku selalu merindukanmu

Kidung  jomblowan "one for all"
Febri, Pipin, Aris, Kemad, Ilham
Benteng Pandem 2016
__________________________

komunitassepedaponorogo.com - Benteng Van Den Bosch terletak di Jalan Untung Suropati, Pelem, Kecamatan Ngawi, Jawa timur, lokasinya sangat strategis mudah dijangkau kendaraan dan termasuk jantung Kota, sekitar 1 Km  ke arah timur laut dari kantor Pemerintahan Ngawi. Benteng Van Den Bosh oleh masyarakat sekitar lebih dikenal dengan nama Benteng Pendem karena bangunanya lebih rendah dari tanah sekelilingnya, Pendem (bahasa jawa) artinya terpendam.

Menurut beberapa sumber  pada abad 19 sebelum Benteng ini dibangun merupakan pusat pertahanan Belanda pada perang Dipnegoro (1825-1830) dan menjadi pusat perdagangan Jawa Timur kala itu. Benteng Pendem dibangun pada tahun 1839-1845, dihuni oleh tentara Belanda 250 orang bersenjatakan bedil, 6 meriam api dan 60 orang kavaleri dipimpin oleh Johannes van den Bosch.

Kini Benteng Pendem dijadikan destinasi wisata sejarah dikunjungi wisatatawan lokal dan manca negara termasuk kami goweser tak mau ketinggalan juga untuk mengunjungi wisata sejarah ini.

Pada tanggal 15  Mei 2016, kami berlima Aris, Pipin, Ilham, Kemad dan saya sendiri (tukang cekrek) gowes ke Benteng Van Den Bosch Ngawi. Start dari Ponorogo jam 05:00 Wib finish jam 10:00  Wib, sekitar 60 km, lima jam perjalanan  kami lalui dalam keceriaan, kebersamaan, persaudaraan dengan teman-teman, menikmati setiap kayuhan karena bukan target waktu yang kami kejar untuk sampai tujuan. 

Sampailah dipintu gerbang masuk Benteng Pendem,  Sebelum masuk lokasi kami harus membayar tiket, selelah masuk kami berkeliling melihat bangunan benteng yang memukau bangunnya khas bergaya Eropa dan Romawi lengkap dengan beberapa perlengkapan pertahanan.

Seperti biasa gowes tidak lengkap kalau tidak foto-foto, GCU (Gowes Cekrek Upload) itulah motto kami he he he. Menurut saya tempatnya cocok untuk hunting foto, banyak sekali view yang bisa kita jadikan latar belakang bernuansa klasik dan megah. Oh iya  kami juga bersamaan dengan pengunjung lain yang lagi foto prewed, nah... ini yang bikin kami nyesek dan ambyar yah... kami kan jomblowan, apalagi itu si Aris yang gampang baperan bermuka melas sudah ngebet pengen nikah ngk kuat nahan nafsu katanya wkwkwkwkwk.... 

Kami di Benteng Pendem  cukup lama selain tempatnya sejuk, kita bisa ngasih makan burung merpati yang sengaja dipelihara, pokonya asik gaes... kalau nggak percaya kesini deh. Yang bikin menarik lagi kami bertemu wisatawan  cewek-cewek cantik yang lagi duduk-duduk ditanah lapang dekat Benteng, dengan secepat kilat Aris langsung nyamperin... wah parah si Aris main tikung aja hadew...,  tak mau kalah Kemad untuk menarik simpati, dengan sepeda exrada 5 menunjukan atraksinya eh... malah terjungkal dan menjadi ketawaan kami semua wkwkwk asik pokonya gokil gaes... he he he....

Akhirnya kami berkenalan bertukar nomor whasapp, alamat, bercanda, mengobrol kesana kemari sampai mendengar pengakuan masih jomblo dari mereka... wah semakin kami semangat untuk mendekati dan berkenalan lebih jauh, biasalah kami kan jomblowan akut, ups..."wah kesempatan neh... "mungkin ini jodoh saya" dalam hati. Sebelum berpisah kami foto-foto terlebih dahulu, syahdu gaes..., sebagai kenang-kenangan kami foto bersama dan berjanji suatu saat ketemuan lagi disini. Akhirnya kami berlima pulang kembali perjalanan ke Ponorogo dengan membawa harapan benih-benih cinta yang bersemi dan berkembang suatu saat "harapan kami kala itu". Aamiin.

Selalu ada cerita disetiap kayuhan, mana cerita Gowesmu Gaes... :D







Penulis Febrian Enggi | Editor Febrian Enggi, Pak Unting

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar