Survey jalur Kucur 2014
Pertama kali survey dan mapping jalur Kucur, tahun 2014 tepatnya tanggal 14 September 2014 bersama tiga orang, saya sendiri, Pak Budi dan Pak. Edi Eva Comp, dengan bantuan aplikasi mapmayride, hasil survey, kami beri nama JK1 (jalur Kucur 1) dan kami teruskan dengan jalur-jalur yang lain sampai tahun 2019 (foto-fotonya bisa dilihat disini klik, hasil mapping klik).
Start Jembatan Pelangi Biting (foto oleh Mas Ramdhoni)
Minggu 8 Maret 2020 kami gowes saya sebut Mi-gOreng #2 (Minggu Gowes Bareng) jalur Kucur lingkar barat dengan sembilan orang, Saya, Pak Tatang (RBC), Pak Upik (Gopro), Mas Feri (Progres), Mas. Tomi Sibe (Gopy), Mas Denny (Goweser perbatasan Ponorogo Pacitan), Mas Rony (KSP), Mas Muklis dan Mas Izul (Gokasbat).Sebelum gowes kami create route dahulu, mapping jalur, elevansi, jarak, dan perkiraan waktu tempuh (lihat peta). Rencana kami melewati track gabungan lingkar barat dan lingkar timur, tiga stage dengan jarak kurang lebih 15 km. Start dari Jembatan Pelangi Biting, kami bersembilan menuju ke arah timur jembatan Sumorobangun, petigaan timur jembatan ke kiri arah tambang pasir, sampai pertigaan ke kanan masuk hutan kayu putih jalur offroad berbatu, tanjakan tipis pertama. Dari tanjakan pertama ke kiri naik tipis, offroad berbatu single track sampai turunan stage 1. Dari sini kita bisa menikmati pemandangan yang lumayan indah karena lokasinya agak tinggi dilereng barat bukit Kucur, kalau kita melihat ke arah kiri, bisa melihat hamparan hutan kayu putih yang ditanami tanaman tumpang sari jagung, tampak kuning kehijauan. oh ya lokasi ini kalau sore hari, kita bisa melihat sunset yang sangat indah cocok untuk hunting foto.

Dari pertigaan Jengglong jalur mulai menanjak berkala :D, ke arah kanan sampai perempatan Jenggong (Cakruk Jengglong), disini sebaiknya istirahat dulu. Dari perempatan Jengglong ke kiri arah Prongkol dengan kiondisi jalur cor-coran tanjakan semi uphil, agak licin sampai dengan pertigaan prongkol, oh iya jangan kaget kalau ada anjing menggonggong :D .
Sampai dipertigaan Prongkol kami istirahat dulu, Mas. Tomi Sibe pulang karena ada acara, tidak bisa melanjutkan beliau ke kiri arah ngepal perbatasan Jatim-Jateng. Kami tinggal bertujuh, Saya, Pak Tatang (RBC), Pak Upik (Gopro), Mas Feri (Progres), Mas Denny (Goweser perbatasan Ponorogo Pacitan), Mas Rony (KSP) dan Mas Muklis (Gokasbat), loh kok tujuh tadi kan sembilan orang yah,, harusnya kan 9-1 = 8 karena mas Tomi Sibe pulang, oh iya Mas Izul (Gokasbat) ngk ada, saya sempat bingung disini kok anggotanya kurang satu, kirain masih dibelakang ternyata menurut Mas Denny, Mas, Izul setelah tanjakan pertama beliau ada kepentingan langsung pulang, plong hati saya he he he.
PAL Prongkol batas Provinsi Jatim Jateng
Perjalanan kami lanjutkan dari pertigaan Prongkol ke kanan jalur aspal, menanjak bertahap sampai dengan tikungan arah Bukit Cumbri, lurus masuk stage 2 jalur offroad single track, sebelum masuk stage 2 kami melihat-lihat lokasi, di tempat ini terdapat PAL batas Jawa Timur dan Jawa Tengah karena Jalur Kucur lingkar Barat melewati dua provinsi, menyusuri perbatasan Jatim-Jateng khusnya pada jalur stage 2, kalau kita jeli akan menemukan PAL batas yang menyebar disepanjang jalur.
Single track stage 2
Masuk stage 2 jalur berupa offroad single track, flat masuk hutan haterogen sebagian besar hutan jati, jambu mente, semak-semak perdu, semakin masuk track semakin basah dan ada bagian track yang blekuk (berlumpur) sekitar 100 meter, teman-teman menyebutnya sebagai jalur kebo (kerbau), karenan memang jalurnya seperti kubangan kerbau, tetapi menurut saya masih masih wajar walaupun berlumpur tapi tidak terlalu lengket. Perjalanan dilanjutkan lagi sampai pertigaan, kalau ke kiri arah Sodong, kalau jeli sebelah kanan jalan kita bisa menjumpai PAL batas, kami mengambil arah kanan masih single track dan berlupur lagi sekitar 100 meter lah.., wadawww... saya kaget beberapa tahun yang lalu walaupun musim hujan jalur ini tidak berlumpur he he he.
Turunan tipis stage 2 hutan Kucur
Setelah jalur berlumpur yang kedua, kami melewati turunan stage 2 jalur yang dinanti-nanti para goweser karena jalurnya berupa turunan yang lumayan panjang kondisi jalur berbatu gerak, licin, hutan jati, semak belukar disepanjang jalan, dengan pemandangan hijau dedaunan semak dan hawa sejuk semriwing, sampai pertigaan JK2 belok kiri turunan licin dan tebing longsor.
Stage 2 jalur diatas sungai
Setelah tebing longsor sampai di sungai kecil, kami istirahat sejenak sambil opservasi jalur, Pak Upik sebagai leader mengecek jalur diatas sungai yang tertutup semak-semak dan ranting kering, dari sini kami harus hati-hati karena jalur didepan sepanjang jalan samping kanan, kiri ditumbuhi rete-rete dan pohon tumbang, kemungkinan jalurnya melewati habitat king cobra (Ophiophagus hannah) higt venom, karena saya dua kali musin kemarau kemarin hampir menabrak ular yang ciri-cirinya mirip dengan king cobra, selain itu kemungkinan juga habitat ular hijau ekor merah (Trimeresurus albolabris) higt venom.
Menerobos daun dan ranting yang beduri
Setelah beberapa waktu perjalanan, kami terhalang oleh pohon berduri yang menutupi jalur, mau tidak mau ya harus brobos (menerobos), melewati daun dan ranting berduri. Perjalanan kami lanjutkan melewati bekas Hutan Wisata Kucur dan finish di res area Kucur nyerang soto dan esteh. sedapnya...
Pak tatang & Mas Rony siap nyerang Es teh
Kami tidak melanjutkan stage 3 karena bisa dipastikan jalurnya berlumpur karena malamnya hujan. Stage 3, setelah bekas hutan wisata kucur, ada pertigaan belok kiri single track tembus belakang Polsek Badegan, terus ke arah utara masuk hutan kayu putih dan ladang penduduk, sisi timur hutan Kucur, mungkin next time bisa dilanjutkan lagi :D.
dibawah ini video perjalan kami
jangan lupa subcribe, like komen n share ya teman2 :D
Terima kasih
Penulis Pak Unting | Editor Pak Unting
*) Bloger, Vloger, Goweser
0 Comments:
Posting Komentar